Friday, July 6, 2012

Gol "Hantu" Lampard, Kunci Terapan Teknologi Garis Gawang


NYON, KOMPAS.com - Presiden FIFA Sepp Blatter mengaku gol "hantu" alias kreasi Frank Lampard yang dianulir di Piala Dunia 2010 merupakan kunci terbukanya penerapan teknologi garis gawang pada 2014.

Kamis (5/7/2012), hasil pemungutan suara Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) secara aklamasi memutuskan penerapan teknologi garis gawang. IFAB merupakan badan di bawah FIFA yang membidangi dan menggodok penerapan aturan plus teknologi baru.

"Momen (gol Lampard) itu mengatakan kepada saya, 'Anda tak bisa menerima hal itu lagi di Piala Dunia berikutnya'," kata Blatter yang dikutip BBC.

Yang dimaksud Blatter adalah kreasi gelandang Chelsea itu ke gawang Jerman saat Inggris tertinggal 1-2 di Piala Dunia 2010. Akhirnya, "The Three Lions" harus kalah telak 1-4.

"Itu adalah hari bersejarah di dunia sepak bola internasional," lanjut Blatter.

FIFA memutuskan aksinya terhadap gol Lampard dengan mengetes delapan sistem dan dua di antaranya --Goalref dan Hawkeye-- sudah disetujui untuk menuju ke tahap percobaan tahap kedua.

"Pada musim semi 2010, kami mulai melakukan serangkaian percobaan dan sekarang (sistem) kami telah siap. Saya senang atas segala usaha yang telah dilakukan," lanjut Blatter.

Pria berusia 76 tahun itu membidik Piala Dunia 2014 untuk penerapan teknologi garis gawang tersebut. Namun, ia tak menutup kemungkinan terapannya akan lebih cepat di kompetisi negara anggotanya.

Premier League memastikan penerapan teknologi itu musim depan, namun bisa saja akan diimplementasikan dalam beberapa laga di musim ini.

Di lain pihak, penerapan teknologi garis gawang itu masih ditampik Presiden UEFA Michel Platini. Pria asal Perancis menganggap terapan teknologi itu akan mengurangi sisi humanis dari sepak bola itu sendiri.

"Ia lebih takut penggunaan teknologi itu akan merambah ke sisi lainnya. Sekarang garis gawang, lain waktu mungkin ke sisi kotak penalti atau yang lainnya," tandas Blatter.

Ia yakin dengam keputusan aklamasi IFAB akan membuat Platini mematuhi penggunaan teknologi tersebut.

Di Euro 2012, bola sepakan pemain Ukraina Marko Devic tak diakui sebagai gol ke gawang Inggris, padahal sudah melewati garis gawang.

"Ia (Platini) tak dapat melupakan sejarah dan (teknologi garis gawang) ini akan menjadi sejarah baru. Saya rasa ia cukup lihai untuk menyadari sesuatu telah terjadi hari ini di dunia sepakbola," ungkap Blatter.

Berikutnya, eks striker Inggris, Sir Geoff Hurst yang mencetak hattrick saat "St George's Cross" melibas Jerman Barat di final Piala Dunia 1966, harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menjawab apakah bola memang telah melewati garis gawang lawan atau tidak.

"Teknologi garis gawang akan memberi keuntungan bagi pertandingan sepak bola secara keseluruhan," tandas Blatter.


Via: Gol "Hantu" Lampard, Kunci Terapan Teknologi Garis Gawang

No comments:

Post a Comment